Jenis Multikulturalisme
Berbagai macam pengertian dan kecenderungan perkembangan konsep serta praktik multikulturalisme yang diungkapkan oleh para ahli, membuat seorang tokoh bernama Parekh (1997:183-185) membedakan lima macam multikulturalisme (Azra, 2007, meringkas uraian Parekh):
- Multikulturalisme isolasionis, mengacu pada masyarakat dimana berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang hanya minimal satu sama lain.
- Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang memiliki kultur dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur kaum minoritas. Masyarakat ini merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan meraka. Begitupun sebaliknya, kaum minoritas tidak menantang kultur dominan. Multikulturalisme ini diterapkan di beberapa negara Eropa.
- Multikulturalisme otonomis, masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kutural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Perhatian pokok-pokok kultural ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat dimana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar.
- Multikulturalisme kritikal atau interaktif, yakni masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus (concern) dengan kehidupan kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka.
- Multikulturalisme kosmopolitan, berusaha menghapus batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu dan, sebaliknya, secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing.
Upaya Penerapan Multikulturalisme di Indonesia
Sistem pendidikan multikulturalisme juga
sebaiknya diterapkan dalam pendidikan di sekolah, dari tingkat SD
sampai dengan tingkat SLTA. Multikulturalisme sebaiknya termasuk dalam
kurikulum sekolah, dan pelaksanaannya dapat dilakukan sebagai pelajaran
ekstrakurikuler atau menjadi bagian dari kurikulum sekolah.
Menumbuhkan
integrasi nasional (mutualisme, musyawarah dan mufakat, kesetaraan) dan
nilai-nilai agama (kasih sayang, damai, keadilan dan persatuan) dalam
ruang lingkup pergaulan sesama anak bangsa. Memang tidak mudah bagi
bangsa yang pluralistik dan multikultural untuk menjaga integrasi
nasional, namun hal tersebut
tetap dapat dilakukan .
Hal-hal yang harus sebaiknya lakukan adalah : pertama, meningkatkan pemahaman tentang multikulturalisme Indonesia. Perlu dilakukan penumbuhan rasa saling memiliki semua yang terdapat di Indonesia ini , sehingga masyarakat Indonesia merasa bahwa sebagai warga negara Indonesia memiliki budaya yang sama, dan budaya yang ada di negara ini adalah milik mereka , sehingga warga negara Indonesia dapat menghargai, menikmati dan merasakan sebagai milik sendiri berbagai unsur kebudayaan yang terdapat di kawasan seluruh Indonesia .
Hal-hal yang harus sebaiknya lakukan adalah : pertama, meningkatkan pemahaman tentang multikulturalisme Indonesia. Perlu dilakukan penumbuhan rasa saling memiliki semua yang terdapat di Indonesia ini , sehingga masyarakat Indonesia merasa bahwa sebagai warga negara Indonesia memiliki budaya yang sama, dan budaya yang ada di negara ini adalah milik mereka , sehingga warga negara Indonesia dapat menghargai, menikmati dan merasakan sebagai milik sendiri berbagai unsur kebudayaan yang terdapat di kawasan seluruh Indonesia .
Kedua, setiap program pembangunan hendaknya harus bertolak dan berorientasi pada upaya memperkokoh persatuan Indonesia
Sebagai
bangsa yang pluralistik, dalam membangun masa depan bangsa dipandang
perlu untuk memberi tempat bagi berkembangnya kebudayaan suku bangsa dan
kebudayaan agama yang ada di Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama, bersama-sama dengan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara, mewarnai perilaku dan kegiatan
masyarakat. Berbagai kebudayaan itu jalan beriringan, saling melengkapi
dan saling mengisi, tidak berdiri sendiri-sendiri, bahkan mampu untuk
saling menyesuaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam
konteks itu pula maka bermacam-macam suku bangsa sebagai masyarakat
yang multikultural yang terdapat di Indonesia serta potensi-potensi
budaya yang dimilikinya harus dilihat sebagai aset negara yang dapat
digunakan bagi pembangunan bangsa ke depan. Intinya adalah menekankan
pada pentingnya memberikan kesempatan bagi berkembangnya masyarakat
multikultural yang masing-masing harus diakui haknya untuk mengembangkan
dirinya.
Hal
ini juga berarti bahwa masyarakat multikultural harus memperoleh
kesempatan yang baik untuk menjaga dan mengembangkan kearifan budaya
lokal mereka ke arah kualitas dan pendayagunaan yang lebih baik.
Unsur-unsur budaya lokal yang bermanfaat bagi diri sendiri bahkan perlu
dikembangkan lebih lanjut agar dapat menjadi bagian dari kebudayaan
bangsa, memperkaya unsur-unsur kebudayaan nasional. Meskipun demikian,
misi utamanya adalah multikultural sebagai aset dan sumber kekuatan
bangsa .
Oleh
karena itu, walaupun masyarakat multikultural harus dihargai potensi
dan haknya untuk mengembangkan diri sebagai pendukung kebudayaannya di
atas tanah kelahiran leluhurnya, namun pada saat yang sama, mereka juga
harus tetap diberi ruang dan kesempatan untuk mampu melihat dirinya,
serta dilihat oleh masyarakat lainnya yang sama-sama merupakan warga
negara Indonesia.
Dengan
demikian, membangun dirinya, membangun tanah leluhurnya, berarti juga
membangun bangsa dan tanah air tanpa merasakannya sebagai beban, namun
karena ikatan kebersamaan dan saling bekerjasama.Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena:
1. Letak geografis indonesia
2. perkawinan campur
3. iklim
Sumber:
http://dir.groups.yahoo.com/group/junge_denkers/message/86
http://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar