Kamis, 06 Januari 2011
benteng Fort Rotterdam
Benteng ini berada di kepulauan Sulawesi, tepatnya Sulawesi Selatan, Makassar. Benteng ini memiliki halaman dua kali dari Museum Fatahillah. Terletak di depan pelabuhan laut kota Makassar atau di pusat perdagangan sentral kota. Benteng Fort Rotterdam ini lebih akrab dikenal dengan sebutan benteng Ujung Pandang. Arsitektur bangunan ini merupakan arsitektur era tahun 1600an. Dikelilingin tembok hitam berlumut, kokoh dan menjulang hampir 5 meter. Sekilas bentuk benteng ini mirip seperti bentuk totem penyu yang bersiap hendak masuk ke dalam pantai.
Pintu utama benteng ini berukuran kecil, memiliki tembok yang sangat tebal dan kokoh. Pintunya terbuat dari kayu, gerendel kuno. Bahan baku awal benteng ini adalah tembok batu yang dicampur tanah liat yang dibakar hingga kering.
Benteng Rotterdam ini digunakan sebagai kantor pemerintah yakni pusat kebudayaan Makasaar oleh masyarakat setempat. Di dala benteng ini terdapat rumah panggung khas Gowa, dimana raja dan keluarganya menetap didalamnya.
Benteng yang didirikan pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke X, Tunipallangga Ulaweng. Konon, pada tahun 1666 terjadi perebutan antara Belanda dan raja Gowa, namun sungguh sayang, perang ini dimenangkan oleh Belanda. Setelah memenangkan perang ini, Belanda memaksa raja Gowa untuk menandatangi perjanjian, yang disebut "perjanjian Bongaya" pada tanggal 18 November 1667.
Salah satu yang terkenal di dalam benteng Rotterdam ini adalah menjenguk/melihat ruang tahanan sempit Pangeran Diponegoro saat dibuang oleh Belanda.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar